Sekedar Seruan

Bagi yang ingin tahu, ingin belajar, serta mempunyai misi mengubah ketertinggalan menjadi modern. Mengubah kemelataran menjadi kemakmuran.
Mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Tunjukkanlah aktivitasmu dengan cara takkan pernah lelah untuk belajar. CARI ILMU dimana saja, kapan saja dan berguru kepada siapa saja
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Pandai Matematika Ala Abu Nawas

Rabu, 26 Januari 2011

Kalau tak ada Abu Nawas pasti pertengkaran akan terjadi bagi tiga orang bersaudara. Seorang ayah meninggal dunia dengan mewariskan kambing sebanyak 23 ekor. Dalam surat wasiatnya kepada masing-masing anaknya disebutkan:

* Si sulung mendapat setengah (1/2) bagian ,
* Anak kedua memperoleh sepertiga (1/3) bagian,
* Si Bungsu menerima seperdelapan (1/8) bagian.


Nah kesulitan timbul karena mereka tidak tahu bagaimana membaginya, padahal dalam wasiat disebutkan tak seekor kambingpun boleh dipotong.

Tak dapat memutuskan pembagian secara adil berarti tidak melaksanakan amanat almarhum ayah mereka. Mau memotong kambing untuk membaginya tak mungkin. Akhirnya mereka bertiga meminta pertolongan Abu Nawas. Dengan mengelus-elus jenggotnya Abu Nawas berpikir sejenak, lalu dia berlari kerumahnya. diambilnya seekor kambing dari kandangnya, dituntun ke kandang kambing tiga bersaudara itu. Dengan menambahkan seekor kambing sekarang jumlah kambing yang akan dibagi menjadi 24 ekor.

Nah sekarang bagikan jumlah kambing itu, Si Sulung menerima seperdua dari 24, jadi 12 ekor. Anak kedua menerima sepertiga dari 24 ekor, jadi 8 ekor dan Si Bungsu memperoleh seperdelapan dari 24 ekor, yakni 3 ekor.

Setelah dibagikan ternyata kambingnya tersisa seekor ( 12 + 8 + 3 = 23 ) Nah, sisa seekor kambing siapakah ini? . tentu saja milik Abu Nawas yang tadi dipinjamkan. Ternyata Abu Nawas benar-benar cerdik ya?…

Baca Selengkapnya....

PESAN DAN TIPS UNTUK PESERTA UN/UASBN

Semua peserta ujian nasional (UN) agar tidak terpengaruh dengan isu-isu tentang kunci jawaban soal UN yang beredar di tengah masyarakat. Mereka harus lebih percaya diri dan tidak mudah terpengaruh oleh iming-iming atau tawaran dari siapapun yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu peserta UN harus mengutamakan kejujuran. Jika mereka jujur, sebenarnya kita tidak perlu melibatkan TPI apalagi polisi dalam penyelenggaraan UN. Sedangkan kepada para guru dan orang tua murid supaya memberikan dorongan dan motivasi kepada murid-murid untuk mempersiapkan ujian dengan sebaik mungkin demi kesuksesan anak-anak kita, generasi penerus bangsa.

10 TIPS MENGHADAPI UN/UASBN

1. Belajar dengan tekun.
2. Mengulangi mata pelajaran.
3. Bertanya kepada teman sejawat, orang tua atau guru jika ada materi pelajaran yang belum dipahami.
4. Percaya diri. Percaya dengan kemampun diri sendiri. You can if you think you can.
5. Mencoba mengerjakan soal-soal ujian tahun yang lalu.
6. Berlatih menjawab soal-soal latihan yang ada di dalam buku pelajaran.
7. Berpikir positif
8. Bersikap sportif.
9. Menjaga kesehatan dengan cukup istirahat, olah raga, dan makan secara teratur.
10. Berdo’a kepada Allah

11 TIPS MENGIKUTI UN/UASBN

1. Datang ke tempat ujian, sebelum waktu ujian dimulai untuk menyesuaikan diri dengan situasi ujian.
2. Pastikan kartu ujian dan alat tulis yang diperlukan telah anda bawa.
3. Mulailah dengan berdo’a kepada Allah supaya dimudahkan dalam menjawab soal ujian.
4. Sebelum mengerjakan soal, baca dengan teliti petunjuk mengerjakan soal ujian.
5. Tulis identitas pribadi anda dengan sempurna, sesuai dengan petunjuk pengisian.
6. Kelola waktu dengan bijak.
7. Kerjakan lebih dahulu soal yang mudah, baru soal yang sulit.
8. Jawab semua soal ujian.
9. Jujur dan tidak menyontek.
10. Jangan terburu-buru meninggalkan ruang ujian.
11. Cek dan recek kembali jawaban anda sebelum meninggalkan ruang ujian.

Rujukan : http://onnyrudianto.wordpress.com/2010/02/11/pesan-dan-tips-untuk-peserta-unuasbn/#more-565

Baca Selengkapnya....

(Penting Bagi Orang Tua) Upaya Orang tua dalam Menghadapi Kesulitan anak Belajar

Rabu, 19 Januari 2011




Memasuki usia sekolah ( SD ) seorang anak tidak jarang membawa permasalahan bagi orang tua. Masalah yang dimaksud tidak hanya sekedar bagaimana orang tua meyakinkan putra-putrinya tentang sekolah sebagai lingkungannya yang baru. Tetapi juga menyangkut bagaimana orang tua menyiapkan strategi yang memudahkan bagi putra dan putrinya dalam belajar.

Cara yang baik dan benar ikut menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Oleh karena itu perlu dicarikan cara belajar yang baik. Ada beberapa bentuk kesulitan bagi anak yang mula sekali memasuki bangku sekolah. Kesulitan dimaksud dapat berupa kesulitan dalarn rnembaca dan kesulitan dalam berhitung, atau biasa disebut kesulitan dalam belajar. Kesulitan dalam belajar seperti ini dapat menyurutkan niat anak untuk ber sekolah apa lagi kalau guru pengajar dikelas kurang ramah, sering menegor dan kurang menunjukan sikap lembut.
Kesulitan dalam belajar yang dihadapi anak juga merepotkan guru disekolah dan orang tua dirumah. Tidak jarang kesulitan yang dihadapi guru dan orang tua dalam rnengajar anak didik menimbulkan permasalahan berupa ‘cara apalagi yang harus dibuat agar anak mengerti’.

Bagi guru disekolah dalam menghadapi anak didik yang mempunyai kesulitan belajar,juga merupakan masalah tersendiri. Sebab guru harus mengajar secara klasikal ( secara umum berdasarkan kelas ). Sehingga memberikan perhatian khusus bagi anak didik yang bermasalah tentunya akan mengurangi perhatian terhadap anak-anak didik lainnya. Belum lagi guru harus mengejar target kurikulum sesuai dengan kalender pendidikan yang telah ditetapkan.
Dengan menyadari keterbatasan guru dalam menangani anak didik yang mengalami kesulitan dalam belajar,tentu meminta partisipasi orang tua untuk membantu anak nya dirumah. Orang tua harus aktif membantu mengatasi kesulitan anak dalam belajar. Tentu hal ini harus dilakukan dengan ikhlas tanpa ada anggapan bahwa sekolah mengalihkan beban tugasnya kepada orang tua. Apalagi tugas ini demi kemajuan belajar anak-anak sendiri, demi masa depannya yang lebih baik

Kesulitan bagi orang tua dalam membantu mengajar anak belajar di rumah antara lain disebabkan tidak ada buku pegangan bagi orang tua. Sedang buku pelajaran untuk anak dalam penyusunannya kurang praktis dan tidak mudah dipahami dan tidak memuat cara mempelajari dengan mudah.

Tulisan ini lebih ditujukan kepada orang tua dalam membantu anak di rumah mengatasi sendiri kesulitan dalam belajar, sejenis pembekalan bagi orang tua sehingga orang tua dirumah dapat menggantikan peran guru mendampingi anak-anaknya dalam belajar. Mendampingi anak yang mempunyai kesulitan dalam belajar tanpa bekal yang memadai tidak jarang menimbulkan masalah berupa kejenuhan dan timbulnya emosi yang beakibat anak mogok belajar.

Pada prinsipnya semua anak yang tumbuh normal rnempunyai potensi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua harus menjauhkan pikiran bahwa anaknya bodoh dan tidak dapat diajari, oleh karena itu tidak usah dibantu dalam belajar sebab sudah merupakan takdirya. Semua anak dapat belajar dengan sukses. Hanya saja ada yang rnengalami kesulitan khususnya dalam membaca dan berhitung (matematika ). Oleh karena itu perlu dicari langkah atau cara membantu anak mengatasi kesulitannya.

Ada beberapa cara yang perlu dicoba orang tua didalam membantu anak mengatasi kesulitan didalam membaca dan berhitung. Adapun cara-cara tersebut penulis bagi dalam beberapa langkah:
1. Mendengar dan melihat
Pada tahap ini anak diajak untuk mendengar bunyi huruf, baik verbal maupun konsonan yang kita buat menjadi contoh. Bila perlu dengan menggunakan alat peraga atau contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari agar mudah bagi anak membentuk asosiasinya.

2. Menata huruf
Apabila anak didik sudah mengenali huruf dengan baik, maka selanjutnya akan mulai dikenalkan merangkai huruf dalam bentuk suku kata. Dalam tahap merangkai tahap ini dibatasi lebih dahulu merangkai suku kata, yakni gabungan huruf konsonan dengan huruf vokal

3. Merangkai kata,
Pada tahap ini di padukan kemahiran anak pada tahap pertarna dengan tahap kedua untuk menyusun kata. Diawali dengan kata yang sederhana yang terdiri atas

4. kata dan seterusnya sesuai dengan kemampuan anak. Metode yang dipakai yakni metode yang sifatnya mengeja yakni memisahkan atas suku kata.

Pada semua tahap ini hendaknya dilakukan secara ber ulang-ulang. Hal ini diperlukan agar anak tersebut tidak cepat jenuh dan terus bergairah untuk menuliskan lebih banyak lagi nama-nama benda yang ada di sekitarnya.
Untuk itu perlu anak dibantu untuk mengembangkan cara belajar aktif, kreatif dan mandiri. Membantu anak meningkatkan keterampilan konsep dasar ,perlu ditunjang dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, alat peraga dan media pendidikan lainnya.

Setelah memahami dengan baik cara berhitung dan penulisan simbol-simbol bilangannya, maka pelajaran dapat ditingkatkan pada konsep dasar penjumlahan dan pengurangan.

Disamping itu perlu juga anak dibantu untuk meningkatkan kecerdasannya yakni dengan cara rneningkatkan kreatifitas anak. Bila Anda ingin anak Anda mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan,kami Super Great Memory Course bisa membantu anak anda dalam belajar.. Anak Anda akan diajarkan cara menghafal dengan cara yang cepat, mudah dan menyenangkan. Metode yang diajarkan cukup beragam dari cara menghafal dengan menggunakan teknik cerita, plesetan, menghafal informasi berupa angka, rumus, kalimat pendek, kalimat panjang, dan masih banyak lagi metode yang kami sediakan untuk bekal putra putri Anda,serta kami juga dapat membantu bagaimana membuat agar mental anak tidak down dan tenang dlam menghadapi ujian.Maka Pastikan putra putri Anda mendapatkan teknik belajar yang tepat.Ini berupa tips yang dapat dikerjakan orang tua dalam membantu kecerdasan anak. Tingkat kecerdasan anak ikut menentukan mudah atau tidaknya membimbing ia dalam belajar


Baca Selengkapnya....

MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI KERJA SAMA GURU DAN ORANG TUA

Pendahuluan

Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen sekolah yang tidak efektif dan kurangnya motivasi siswa dalam belajar.

Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi, baik dalam mata pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms, dan bergaul dengan teman sebaya.

Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negative. Raymond J.W dan Judith(2004:22) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal yang negative seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.


Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer Usman, 2008).

Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.

Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah sebagai berikut:
• Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa
• Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
• Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
• Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa
Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah .
• Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
• Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
• Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.

Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu
1. Budaya.
Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.

2. Keluarga.
Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya.

3. Sekolah.
Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.

4. Diri anak itu sendiri
Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.

Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar siswa.Kerja sama antara kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.

Ciri- Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa
Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.
Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menjadi manajer yang baik yang mampu merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan merasa aman dan nyaman bersamanya
2. fasilitator yang memperlakukan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab
3. Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
4. Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat informative
5. Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.

Ciri-ciri keluarga yang efektif
Keluarga yang efektif mampu memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya adalah :
 Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka
 Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada anak-anak
 Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa depan
 Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci keberhasilan
 Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang bermanfaat
 Membuat aturan yang positif seperti pembatasan menonton acara televise
 Memberikan tanggungjawab kepada anak untuk menyelesaikan masalah
 Sering berhubungan dengan guru
 Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.

Membangun Hubungan Kerja Sama
Selama ini hubungan yang terjadi antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal tertentu, orang tua ke sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah saja, begitupun sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah pada acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan secara bersama untuk menunjang motivasi belajar anak. Maka ketika anak mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya maka akan terjadi aksi saling menyalahkan antara guru dan orang tua.

Maka kita tak boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang tua harus menciptakan hubungan positif dalam rangka menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun komunikasi langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa memanfaatkan sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan orang tua, atau kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan untuk digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan untuk melakukan hal ini.

Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif dalam membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau melalui SMS, atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri undangan dari pihak sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul saran bagi pihak sekolah.

Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang tua harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

Cara-Cara menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
1. Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
• Memilih cara dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
• Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
• Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa
• Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
• Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
• Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
• Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
• Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
• Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif laiinya.

2. Hal-Hal Yang Dilakukan oleh Orang Tua
• Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
• Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak
• Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
• Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
• Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
• Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.

3. Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di ataranya :
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
2. Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
3. Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
4. Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.

Kesimpulan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa baik faktor yang ada dalam diri siswa seperti minat, kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara bersama oleh guru dan orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan hal yang mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu mengeindentifikasi permasalahan motivasi siswa,kemudian secara bersama mencari solusi pemecahan masalah dengan melibatkan siswa.


Sumber Rujukan :

Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wlodsowski R.J & Jaynes J.H. 2004.Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Baca Selengkapnya....